Hubungan Berat Molekul dengan Ukuran Molekul Koloid yang Lazim Digunakan dalam Resusitasi Sindrom Syok Dengue

Kiki M.K. Samsi, Evelyn Phangkawira, Steve J. Yang

Sari


Latar belakang. Resusitasi cairan merupakan langkah penting dalam tata laksana sindrom syok dengue, namun sampai saat ini belum ada keseragaman jenis cairan yang digunakan. Pada umumnya klinisi di Indonesia memilih koloid dengan berat molekul (BM) lebih dari 100kDa untuk mendapatkan "efek sumbatan" (sealing effect) dengan asumsi bahwa semakin berat suatu molekul maka semakin besar ukuran molekul. Dalam uji klinis, perbedaan berat molekul koloid tidak menimbulkan perbedaan outcome sehingga menimbulkan pertanyaan apakah BM mencerminkan ukuran molekul.
Tujuan. Menilai apakah ukuran suatu molekul dapat ditentukan hanya dengan BM
Metode. Membandingkan bentuk dan ukuran antara empat jenis koloid dengan BM berbeda, dengan menggunakan alat dynamic light scattering.
Hasil: Urutan koloid dari BM terberat berturut-turut yaitu HES 200 kDa, HES 40 kDa, dextran 40kDa, dan gelatin 30 kDa. Berdasarkan koefisien difusi, didapatkan ukuran terbesar molekul koloid adalah gelatin 30 kDa (lebih besar 100 x HES 200 kDa)
Kesimpulan. Berat molekul tidak berhubungan langsung dengan ukuran molekul. Untuk mendapatkan "efek sumbatan" (sealing effect) perlu memperhitungkan bentuk dan ukuran molekul.


Kata Kunci


koloid; berat molekul; ukuran molekul

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Gubler DJ. Dengue and dengue hemorrhagic fever. Clin microbiol rev 1998; 11:480-96.

World Health Organization. Technical guides for diagnosis, treatment, surveillance, prevention and control of dengue haemorrhagic fever. Geneva, 1975.

World Health Organization. Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention, and control. Geneva, 1997.

Samsi TK. Management of dengue shock syndrome: observations from one department. Journal of pediatrics, obstetrics & gynecology, 2004; 31:184-92.

Vauthey S, Santoso S, Gong H, Watson N, Zhang S. Molecular self-assembly of surfactant-like peptides to form nanotubes and nanovesicles. Proc Natl Acad Sci U S A 2002; 99:5355-60.

Selivanova OM, Shiryaev VM, Tiktopulo EI, Potekhin SA, Spirin AS. Compact globular structure of thermus thermophilus ribosomal protein s1 in solution: sedimentation and calorimetric study. J Biol Chem 2003;278:36311-4.

Wills BA, Oragui EE, Dung NM, Loan HT, Chau NV, Farrar JJ, dkk. Size and charge characteristics of the protein leak in dengue shock syndrome. J Infect Dis 2004;190:810-8.

Wills BA, Nguyen MD, Ha TL, Dong TH, Tran TN, Le TT, dkk. Comparison of three fluid solutions for resuscitation in dengue shock syndrome. N Engl J Med 2005;353:877-89.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp10.6.2009.385-91

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.