Hubungan Status Gizi dengan Usia Kejang Demam Pertama pada Anak

Ririn Intania, Herlina Dimiati, Azwar Ridwan

Sari


Latar belakang. Demam pada kejang demam dapat disebabkan oleh proses infeksi yang dimungkinkan terjadi akibat malnutrisi pada balita dan digambarkan dalam penilaian status gizi.
Tujuan. Mengetahui hubungan status gizi dengan usia kejang demam pertama pada anak.
Metode. Penelitian analitik cross-sectional dengan pendekatan retrospektif menggunakan data sekunder rekam medis pasien rawat inap kejang demam anak periode Januari – Desember 2019 di RSUD Prof. Dr. M. A. Hanafiah SM, Batusangkar, Sumatera Barat. Sampel penelitian terdiri atas 95 anak dengan kejang demam pertama yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Penelitian dilaksanakan pada 07 sampai dengan 21 November 2020. Pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji korelasi Spearman.
Hasil. Anak dengan kejang demam pertama memiliki gizi baik (50,5% berdasarkan indeks IMT/U dan 51,6% berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB), dan berada dalam kelompok umur batita (12 bulan ≤ usia kejang demam pertama <36 bulan) dengan rata – rata usia kejang demam pertama 24,42 bulan. Uji Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan usia kejang demam pertama baik berdasarkan indeks IMT/U (p=0,260) maupun berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB (p=0,386).
Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan usia kejang demam pertama pada anak.


Kata Kunci


kejang demam; status gizi; usia kejang demam pertama

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Deng L, Gidding H, Macartney K, dkk. Postvaccination febrile seizure severity and outcome. Pediatrics 2019;143: e20182120.doi: 10.1542/peds.2018-2120.

Leung A, Hon K, Leung T. Febrile seizures: an overview. Drugs in Context Peer Rev J 2018;7:2.

Patel N, Choudhary S MS. The association between iron deficiency anemia and febrile convulsion. J Med Sci Clin Res 2017;05:27478-81.

Vebriasa A, Herini ES, Triasih R. Hubungan antara riwayat kejang pada keluarga dengan tipe kejang demam dan usia saat kejang demam pertama. Sari Pediatri 2013;15:137–40.

Aswin A, Muhyi A, Hasanah N. Hubungan kadar hemoglobin dengan kejang demam pada anak yang disebabkan infeksi saluran pernapasan akut: studi kasus kontrol. Sari Pediatri 2019;20:270-5.

Fredlina J, Malik R. Hubungan status gizi terhadap anemia pada balita di Kelurahan Tomang Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat periode Januari 2015. Tarumanagara Med J 2018;1:110–5.

Pratama HA. Hubungan anemia defisiensi besi dengan status gizi pada balita di RSUD Kardinah [Internet]. Universitas Muhammadiyah Semarang; 2016. Diakses pada 26 Mei 2021. Didapat dari: http://lib.unimus.ac.id.

Kemkes RI. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI; 2018.

Rohimah E, Kustiyah L, Hernawati N. Pola konsumsi, status kesehatan dan hubungannya dengan status gizi dan perkembangan balita. Jurnal Gizi Pangan 2015;10:93-100.

Simbolon D. Pencegahan stunting melalui intervensi gizi spesifik pada ibu menyusui anak usia 0-24 bulan. Azizah N, penyunting. Bengkulu: Media Sahabat Cendekia; 2019.h.35-6.

Hairunis MN, Salimo H, Dewi YLR. Hubungan status gizi dan stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita. Sari Pediatri 2018;20:146-51.

El-Radhi AS. Clinical manual of fever in children. Edisi kedua. Orpington: Springer International Publishing; 2018.h.179–92.

Kakalang JP, Masloman N, Manoppo JIC. Profil kejang demam di bagian ilmu kesehatan anak RSUP Prof . Dr . R . D. Kandou Manado. J e-Clinic 2016;4:1–6.

Hussain S, Tarar SH, Sabir MUD. Febrile seizures : demographic, clinical and etiological profile of children admitted with febrile seizures in a tertiary care hospital. J Pak Med Assoc 2015;65:1008-10.

Permatasari SPY, Gurnida DA, Chairulfatah A. Kemampuan alat deteksi dini risiko malnutrisi menurut American Society for Parenteral and Enteral Nutrition pada Anak 6-60 Bulan oleh Orang Tua. Sari Pediatri 2019;21:50-6.

Kemkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020. Jakarta-:. Kemkes RI 2020.h.1-78.

Presto P, D’Souza P, Kopacz A, Hanson KA, Nagy L. Association between foramen size and febrile seizure status in the pediatric population: a two-center retrospective analysis. J Neurosci Rural Pract 2020;11:430–5.

Saheb SA. A study of febrile convulsions with a bacteremia incidence in a tertiary care teaching hospital in Andhra Pradesh. Int J Contemp Pediatr 2020;7:1885.

Laino D, Mencaroni E, Esposito S. Management of pediatric febrile seizures. Int J Environ Res Pub Health 2018;15:2232.

Birua S, Sarkar S, Bera A, Khan K. Clinico-demographic profile of febrile seizure and its association with iron deficiency. J Nepal Paediatr Soc 2019;39:72-8.

Arifuddin A. Analisis faktor risiko kejadian kejang demam. J Kesehat Tadulako 2016;2:60-72.

Chung S. Febrile seizures. Korean J Pediatrics 2014;57:384-95.

Kavanagh FA, Heaton PA, Cannon A, Paul SP. Recognition and management of febrile convulsions in children. Brit J Nurs 2018;27:1156-62.

Kumari L, Agrawal SD. Low zinc and iron status : a possible risk factor for febrile seizure. J Med Sci Clin Res 2019;07:256.

Oseni SBA, Esimai C, Oyedeji GA, Adelekan DA. Indices of nutritional status in children with febrile convulsion. Nutr Health 2002;16:143-4.

Fuadi F, Bahtera T, Wijayahadi N. Faktor risiko bangkitan kejang demam pada anak. Sari Pediatri 2010;12:142-9.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp23.1.2021.28-35

Refbacks



##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.