Perbandingan Efektivitas antara Terapi Sinar Tunggal dengan dan Tanpa Kain Putih pada Bayi Berat Lahir Rendah dengan Hiperbilirubinemia

Stanislaus Djokomuljanto, Rinawati Rohsiswatmo, Aryono Hendarto

Sari


Latar belakang. Terapi sinar adalah terapi utama dalam penanganan hiperbilirubinemia. Meningkatkan intensitas sinar terapi sinar dengan menambahkan kain putih sebagai pemantul dapat meningkatkan efektifitas terapi sinar dan menurunkan kadar bilirubin serum lebih cepat.
Tujuan. Membandingkan efektifitas terapi sinar tunggal dengan dan tanpa kain putih pada bayi berat lahir rendah dengan hiperbilirubinemia.
Metode. Uji klinis acak terkontrol terbuka yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dari bulan September sampai November 2012. Didapat 40 bayi berat lahir rendah dengan hiperbilirubinemia. Subjek dibagi dua kelompok secara random, yaitu kelompok terapi sinar dengan kain satin putih (kelompok intervensi, n=19) dan tanpa kain satin putih (kelompok kontrol, n=21).
Tujuan utama adalah membandingkan perbedaan penurunan kadar bilirubin total dan indirek setelah 6 jam terapi sinar, lama penggunaan terapi sinar, dan efek samping dari terapi sinar.
Hasil. Median (rentang) penurunan kadar bilirubin serum total setelah 6 jam terapi sinar 2,51 mg/dL (-0,61;5,18) pada kelompok intervensi dan 0,85 mg/dL (-1,67;5,50) kelompok kontrol, p=0,029. Sementara penurunan kadar bilirubin serum indirek setelah 6 jam terapi sinar 2,57 mg/dL (-0,42;5,63) pada kelompok intervensi dan 0,47 mg/dL (-1,63;6,00) kelompok kontrol, p=0,004.
Penilaian secara Cox proportional hazard regression menunjukkan median dari penggunaan terapi sinar kelompok intervensi, yaitu 12 jam dan 28 jam pada kelompok kontrol. (perubahan chi-square 7,542; p=0,006; hazard ratio 0,565; IK95%: 0,197-0,762). Selama penelitian, tidak ditemukan efek samping hipertermia, diare, rashes, dan burns.
Kesimpulan. Penggunaan kain satin putih meningkatkan efektifitas terapi sinar pada bayi berat lahir rendah dengan hiperbilirubinemia indirek tanpa efek samping.


Kata Kunci


bayi berat lahir rendah; kain satin putih; terapi sinar; hiperbilirubinemia

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Sukadi A. Hiperbilirubinemia. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku Ajar Neonatologi. Edisi 1. Jakarta: IDAI; 2008.h.147-69.

American Academy of Pediatrics. Subcommittee on hyperbilirubinemia. Management of hyperbilirubinemia in the newborn infants 35 or more weeks of gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316.

Maisels MJ. Epidemilogy of neonatal jaundice. Dalam: Maisels MJ, Watchko JK, penyunting. Neonatal jaundice. Harwood academic publishers, New York, Volume 11. 2000.h.37-49.

Sukadi A. Hiperbilirubinemia. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku Ajar Neonatologi. Edisi 1. Jakarta: IDAI; 2008.h.147-69.

Rohsiswanto R. Indikasi terapi sinar pada bayi menyusui yang kuning. Dalam: Suradi R, Hegar B, Partiwi IGAN, Marzuki ANS, Ananta Y, penyunting. Indonesia menyusui. IDAI; 2010. h. 67-75.

Djokomuljanto S, Quah BS, Surini Y, Noraida R, Ismail NZ, Hansen TWR, dkk. Efficacy of phototherapy for neonatal jaundice is increased by the use of low-cost white reflecting curtains. Arch Dis Child Fetal Neonatal 2006; 91:F439-42.

Salehzadeh F, Rahimi MM, Janhangiri S, Habibzadeh S, Sani NA, Samshirgara M, dkk. Mirror covered tunnel phototherapy increase the efficacy of phototherapy for neonatal jaundice. Iranian J Neonatol 2010;1:20- 3.

Sivanandan S, Chawla D, Misra S, Agarwal R, Deorari AK. Effect of sling aplication on efficacy of phototherapy in healthy term neonates with non-hemolytic jaundice: A randomized controlled trial. Indian pediatrics 2009;46:23-8.

Azlin E. Efektifitas terapi sinar ganda dan terapi sinar tunggal dengan tirai pemantul sinar pada neonatus yang mengalami jaundice. Sari Pediatri 2011;13:111-16.

Sarici SU, Alpay F, Unay B, Ozcan O, Gokcay E. Double versus single phototherapy in term newborns with significant hyperbilirubinemia. J Trop Pediatr 2000;46:36-9.

Milyana NS, Tjipta GD, Ali M, Azlin E, Lubis BM, dkk. Effectiveness of single and double phototherapy on indirect hyperbilirubinemia in neonates. Paediatr Indones 2011;51:316-21.

Kurniasih A, Tjipta GD, Ali M, Azlin E, Sianturi P. Effectiveness of phototherapy with reflecting curtains on neonatal jaundice. Paediatr Indones 2011;51:256-61.

Kaplan M, Kaplan E, Hammerman C, Algur N, Bromiker R, Schimmel MS, dkk. Post-phototherapy neonatal bilirubin rebound: a potential cause of significant hyperbilirubinaemia. Arch Dis Child 2006; 91:31-4.

Maisels MJ, Newman TB. Predicting hyperbilirubinemia in newborns: the importance of timing. Pediatrics 1999;103:493-5.

Sarici SU, Serdar MA, Korkmaz A, Erdem G, Oran O, Tekinalp G, dkk. Incidence, course, and prediction of hyperbilirubinemia in near term and term newborns. Pediatrics. 2004; 113:775-80.

Linn S, Schoenbaum SC, Monson RR, Rosner B, Stubblefield PG, Ryan KJ. Epidemiology of neonatal hyperbilirubinemia. Pediatircs 1985; 75:770-4.




DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp18.3.2016.233-9

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

Informasi Editorial:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jl. Salemba I No 5, Jakarta 10430, Indonesia
Phone/Fax: +62-21-3912577
Email: editorial [at] saripediatri.org

Lisensi Creative Commons
Sari Pediatri diterbitkan oleh Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.